Jakarta (Inmas) --- Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta diharapkan terus meningkatkan keterlibatannya dalam melayani umat di DKI Jakarta dengan gereja, komisi – komisi di Keuskupan Agung Jakarta.
Hal ini disampaikan Mgr. Ignatius Suharyo, Pr. selaku Uskup Agung Jakarta saat menerima Dr. Salman Habeahan, Pembimas Katolik DKI Jakarta bersama Staf, Penyuluh Agama dan perwakilan Pengawas Pendidikan Agama di Wisma Keuskupan Agung Jakarta. Rabu (10/04).
Menurut uskup agung, banyak persoalan lama yang sudah puluhan tahun tidak dapat teratasi sampai sekarang, misalnya seperti kekurangan guru agama Katolik yang mengajar di sekolah negeri, baik di DKI Jakarta maupun di berbagai daerah.
Sedangkan pengangkatan guru agama Katolik sangat jarang, dan jumlah guru agama Katolik yang mengajar di sekolah negeri sedikit karena sudah banyak yang pensiun, sementara minat umat Katolik masuk ke sekolah negeri semakin bertambah karena sekolah negeri gratis.
“Maka anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan agama Katolik di sekolah negeri bisa mendapat pelajaran agama di gereja masing-masing dan hasil pelajaran agama tersebut diharapkan mendapat pengakuan di sekolah,” harap Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta dan Ketua Konfrensi Waligereja Indonesia kepada Pembimas Katolik DKI Jakarta.
Mgr. Ignatius Suharyo juga mengatakan bahwa, Ini baru pertama sekali rombongan Bimas Katolik datang ke uskupan secara resmi selama kurang lebih 20 tahun.
“Semoga kehadiran Bimas Katolik khususnya di Keuskupan Agung Jakarta dan DKI Jakarta dapat berperan untuk mencari solusi alternatif mengatasi masalah, khususnya menyangkut pendidikan Agama Katolik di sekolah,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Salman Habeahan selaku Pembimas Katolik di DKI Jakarta menyampaikan bahwa kurangnya guru Agama Katolik yang mengajar di sekolah negeri dapat diatasi dengan mengoptimalkan setiap guru Agama PNS untuk mengajar di beberapa sekolah agar jumlah jam mengajar semakin efektif dan efisien.
“Dan meminta bantuan guru mata pelajaran umum yang beragama Katolik untuk ikut membantu mengajar agama katolik di sekolah negeri. Dan anak-anak Katolik yang tidak mendapatkan mata pelajaran Agama di sekolah negeri mengikuti pelajaran agama di Gereja masing-masing dan nilai agama yang didapat di Gereja diakui dan dapat diterima di sekolah,” jelasnya.
Pembimas berharap agar Bimas Katolik ke depan dapat membangun sinergitas dengan pihak Gereja sehingga Bimas Katolik dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada umat agar penghayatan kehidupan beragama khususnya di DKI Jakarta.
“Sehingga semakin bertumbuh untuk membangun persaudaraan sejati, menjadi semakin Katolik dan semakin menjadi warga Jakarta yang baik,” harapnya. /Pembimas Katolik.