Berita

Tri Suci Waisak 2569 BE : Memperingati Tiga Peristiwa Penting Dalam Kehidupan Buddha

blog

Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Puncak perayaan Tri Suci Waisak 2569 B.E Tahun 2025 akan digelar di Vihara Arya Dwipa Arama Taman Mini Indonesia Indah pada tanggal 12 Mei 2025. Perhelatan ritual akbar yang bertemakan “Tingkatkan Pengendalian Diri Dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia” ini sejatinya akan diikuti oleh 1.500 umat Buddha di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya. Sabtu, (10/5/2025).

 

Tri Suci Waisak merupakan momen paling suci dan penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Istilah “Tri Suci” merujuk pada tiga peristiwa agung dalam kehidupan sang Buddha, Siddharta Gautama. Ketiga peristiwa ini dianggap sebagai tonggak utama dalam perjalanan spiritualnya dan menjadi inti ajaran Buddha. Sesuai makna “Tri Suci”, di mana “Tri” berarti tiga, dan “Suci” berarti mulia, perayaan ini memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha.

 

Tiga Peristiwa penting yang dimaksud; Pertama, kelahiran Bodhisattva Shiddarta Gautama di Taman Lumbini (Nepal) pada tahun 623 SM, yang merupakan salah satu dari empat situs ziarah bagi umat Buddha. Kedua, pencerahan sempurna yang dicapai oleh Petapa Gotama di Bodhgaya (Bihar, India) pada tahun 588 SM. Ketiga, wafatnya Buddha Gotama (Maha Parinibbana) di Kusinara (Prades, India) pada tahun 543 SM.

 

Waisak tahun ini diharapkan oleh Mugiyanto, Penyelenggara Buddha Kankemenag Kota Jakarta Utara menjadi momentum bagi umat Buddha dan seluruh lapisan masyarakat untuk memperdalam nilai-nilai spiritual dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. “Semoga Waisak tahun ini membawa berkah, umat Buddha menjadi bijak dan membawa kedamaian bagi alam semesta,”ujar Mugiyanto atas nama panitia penyelenggara.

 

Mugiyanto menjelaskan, persiapan perhelatan puncak Tri Suci Waisak di Vihara Arya Dwipa Arama TMII Jakarta ini sudah dimulai sejak satu bulan lalu. Mulai dari kerja bakti di lingkungan Vihara, menanam pohon Bodhi dan Matoa dan bermeditasi bersama Bhikkuni, pengambilan air  berkah di situs Candi Batujaya peninggalan Kerajaan Tarumanegara, berziarah dan tabur bunga di makam Pahlawan, hingga membaca Sutra Mantra terhadap Tiga Ratana  (Ratana Sutta) hingga tanggal 11 Mei 2025.

 

“Sampai hari ini, persiapan menyongsong Tri Suci Waisak sudah 90%, dan semoga pembacaan Sutra Mantra (teks-teks suci yang mengandung ajaran spiritual) bisa kita genapkan bacaannya (1000x) sebelum malam tanggal 12 Mei, pukul 23.00 bertepatan dengan bulan purnama, sebab itulah detik-detik Waisak,”terang Mugiyanto.

 

Mugiyanto mengabarkan, sebelum acara puja bhakti dimulai, nantinya umat Buddha akan melaksanakan prakdaksina yaitu mengitari sebuah objek sambil berjalan dengan sikap anjali (sikap penghormatan) yaitu telapak tangan digabungkan di depan dada secara jarum jam sebanyak tiga putaran sambil membaca parita suci. Objek yang dimaksud oleh dia adalah sisa-sisa peninggalan Buddha seperti pohon Bodhi, sebuah pohon yang diyakini tempat Shidarta Gautama mencapai pencerahan dan manjadi Buddha. 

 

"Jika tidak ada pohon Bodhi sebagai peninggalan zaman Buddha, kami menghormati Relik yang yaitu sisa-sisa peninggalan zaman Buddha (abu, rambut, tulang) murid-murid Buddha yang telah sampai kebudhaan, dan saya sendiri yang akan membawa Reliknya,”ungkap Mugiyanto.

 

Mugiyanto juga menjelaskan, perayaan Tri Suci Waisak tidak hanya memperingati tiga momen penting saja, tetapi juga untuk mengajak umat untuk merenungkan ajaran Buddha, memperkuat tekad dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan welas asih, kebijaksanaan, dan kesadaran. Momentum ini menjadi waktu untuk memperdalam spiritualitas, melakukan kebajikan, serta menyebarkan cinta kasih kepada semua makhluk.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor