Kemenag---(Jakarta,25 Februari 2021)– Dalam rangka pelayanan kepada umat Buddha terkhusus di Provinsi DKI Jakarta, Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta menghadiri Talkshow: Pembimas OK, Umat Terlayani yang diselenggarakan oleh SIDDHI (Sarjana dan Professional Buddhis Indonesia). Ada 3 hal menarik sebagai bahan perbincangan, yaitu Profil dan Tupoksi dari Pembimas Buddha, Bantuan Lembaga dari PEMDA dan dari Kementerian Agama, serta pembahasan Intoleran dan Moderasi Beragama.
Perbincangan pertama membahas mengenai Tupoksi, “sesuai dengan Peraturan nomor 19 tahun 2019, memberikan pelayanan, bimbingan, pembinaan di bidang Urusan Agama, bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Buddha” jelas Bapak Suwanto.
Pembimas Buddha DKI Jakarta mengatakan mengenai anggaran dari Pemda kita harus mampu membangun koordinasi yg baik dengan Pemda, khususnya Biro Dikmental terkait dengan bantuan hibah untuk lembaga keagamaan khususnya lembaga agama Buddha. Lembaga Agama Buddha setiap tahun mendapatkan hibah dari Pemda secara bergantian seperti bantuan untuk LPTG DKI Jakarta yang didukung penuh oleh Pemda Jakarta. Dimasa pandemi ini juga Pemda membantu dalam bentuk sembako kepada Penjaga Vihara yang ber KTP DKI Jakarta.
Pembimas Buddha DKI Jakarta menjelaskan mengenai Anggaran dari Kementerian Agama, Anggaran tersebut telah disusun dan dirancang secara Jelas dan di awal Tahun setiap Pembimas mendapatkan Anggaran tersebut sesuai dengan jumlah dan nominal yang diberikan dari Pusat untuk di sosialisasikan kepada Penerima bantuan. Idealnya lembaga yang mau mengajukan proposal bantuan harus setahun sebelumnya, dan punya tanda daftar di Kementerian Agama. Proposal yang masuk akan di berikan bantuan sesuai dengan Anggaran yang telah diberikan.
Pembimas Buddha DKI Jakarta mengatakan, dalam bidang urusan, keterkaitannya dengan tempat ibadah dan lembaga-lembaga Keagamaan Buddhan di DKI Jakarta. Bidang Pendidikan Agama, keterkaitannya dengan siswa dan guru agama Buddha di sekolah umum atau sekolah formal. Bidang keagamaan, keterkaitannya dengan Sekolah Minggu Buddha dan Dhammasekkha, baik siswa maupun guru, dan sarana prasarana untuk lembaga bidang keagamaan Buddha.
Mengenai Intoleransi dan Moderasi beragama Pembimas Buddha DKI Jakarta mengatakan “setiap agama pasti ada jiwa toleransi, dan membangun kerukunan. Yang penting harus kita bangun adalah bagaimana pemeluk agama umat Buddha untuk bisa menjaga ajaran Buddha, melaksanakan ajaran Buddha, dan pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi, baik di internal umat buddha maupun antar umat beragama. Pertama pentingnya menjaga kerukunan di internal kita sendiri, kemudian menjaga kerukunan di eksternal artinya antar umat beragama. Kemudian, umat Buddha jangan sampai menyatakan bahwa keyakinan orang lain itu salah atau tidak benar. Artinya, yakinilah kebenaran kita, tapi jangan menyinggung, jangan mengatakan keyakinan dan kebenaran orang lain itu salah. Cukup menjalankan apa yang kita yakini benar.
Pembimas Buddha DKI Jakarta menghimbau ke seluruh masyarakat Buddha, pentingnya utk menyaring, menfilter setiap informasi yang berkembang di masyarakat, baik melalui di media atau berbagai sarana yang ada.
Dalam dhammapada dikatakan bahwa, balaslah kebencian dengan cinta kasih. Artinya dengan menjalankan ajaran Buddha dengan bijaksana, dan Dhamma sebagai pelindung dunia.
Dengan dilandasi kebijaksanaan yang kita miliki, saya yakin moderasi beragama, toleransi, kerukunan dapat dijaga bersama, bisa dirawat bersama, NKRI akan terus maju, jaya.