Jakarta (Inmas) --- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Prov. DKI Jakarta melaksanakan Sosialisasi terkait serapan anggaran pada triwulan ketiga.
Melalui bidang Perencanaan dan Keuangan, yang dilaksanakan Senin (22/10) di Aula Jayakarta, setelah upacara bendera memperingati Hari Santri.
Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta H. Saiful Mujab mengundang para Kepala Bidang, Kepala Kantor Kemenag Kota/Kab, Kasie dan Kasubag, serta Kepala Madrasah di lingkungan Kanwil Kemenag DKI Jakrta.
Saiful Mujab berkesempatan memberikan arahan dalam sosialisasi.
“Serapan anggaran secara umum menyeluruh yang baru terserap ada di angka 68,16%. Itupun bila UIN dan UPT Asrama Haji Pd. Gede tidak masuk di satker. Bila UIN dan UPT Asrama Haji masih menempel ada di angka 63,50%. Target nasional yang harus dicapai pada triwulan ketiga ini harusnya sudah mencapai 75%”, kata Saiful.
“Target nasional di akhir desember minimal di angka 95%, itu angka yang sangat tinggi. Oleh karenanya masih ada waktu mulai sekarang sampai akhir desember. Dalam tanda kutip bulan desember sudah ada batas-batas tertentu yang tidak mungkin ada leluasa pencairan hanya tergantung makna nilai atau dengan pihak mana. Ini yang harus di cermati oleh seluruh kepala satker:, lanjut Saiful.
“Oleh karenanya saya pinta nanti setelah di paparkan, bila ada satker yang masih di bawah standar. Masih di bawah 75% segera melakukan data-data secara real terkait dengan anggaran yang melekat di satker. Lihat betul apa yang menjadi kendala, mengapa belum mencapai 75%. Ini persoalannya apa. Satker harus dapat menjawab, karena anggaran melekat di dipa satker. Jadi tahu persis kendala dan persoalan yang menjadi kendala tidak mencapai 75%. Harus membuat langkah-langkah sisa waktu yang efektif dalam pencairan anggaran. Sisa waktu yang efektif dihitung, maksimalkan di tanggal 15 desember. Berarti masih punya waktu sekitar 1 bulan lagi. Harus betul-betul mana yang menjadi terkait, dalam pencairan harus menggunakan langkah-langkah pencairan kepada pihak ke tiga yang sering menjadi kendala utama. Bagi beberapa madrasah yang sudah mencapai 75%, saya memberikan apresiasi atas kerjasama yang baik”, lanjut Saiful.
“Setelah melihat potensi di dipa, terkait pelaksanaan anggaran yang minus. Minus dalam arti penyerapan dan plus dalam arti penyerapan. Tapi kesemuanya bisa balance. Bisa rapih, bisa terukur mulai dari perencanaan dan pelaksanaan, terkait pelaporan pertanggung jawaban. Bukan sekedar mengejar target capaian, tapi bagaimana mempertanggungjawabkan sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku, kita harus memenuhi peraturan dan standar yang sama”, kata Saiful lagi.
“Sudah banyak sistem audit baik internal maupun eksternal. Baik dari Itjen maupun BPK, bahkan BPKP yang menyoroti terkait proses anggaran. Maka SPJ di unit masing-masing, mulai sekarang lihat betul. Tahapan demi tahapan, mari kita selesaikan SPJ dengan baik. Agar tatkala di audit, baik internal maupun eksternal tetap dapat mempertahankan WTP. Karena slogan WTP harga mati. Bukan sekedar NKRI, tetapi WTP harga mati. Ini juga harus menjadi slogan kita”, kata Saiful di akhir arahan.
Tak lupa Saiful mengucapkan “Selamat Hari Santri, Bersama Santri Damailah Negeri./s.regar