Berita
Informasi

RDM, AI, dan Perahu Pulang: Cerita Dua Hari yang Mengubah Cara Mengajar

Senin, 8 Desember 2025
Dibaca 31 kali
blog

Pelatihan AI Pembelajaran Guru MIN 17 Kepulauan Seribu. Sabtu, (6/12/2025).

Jakarta (Humas MIN 17 Kepulauan Seribu) --- Hari kedua Pelatihan AI Pembelajaran bagi guru MIN 17 Kepulauan Seribu dimulai sejak pagi dengan suasana yang lebih cair namun tetap penuh fokus. Di sebuah ruang sederhana namun sarat semangat, para guru kembali duduk rapi, membuka laptop, dan menyiapkan catatan untuk menyerap materi lanjutan yang semakin padat.

 

Materi utama pada hari kedua dipandu oleh Saeful, yang mengupas lebih dalam tentang pemanfaatan kecerdasan buatan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya teori, para peserta langsung diajak mempraktikkan cara merancang soal, bahan ajar digital, hingga simulasi evaluasi berbasis AI yang terasa begitu relevan dengan kebutuhan kelas.

 

Suasana pelatihan terasa hidup ketika sesi RDM (Raport Digital Madrasah) dimulai. Aplikasi ini memperlihatkan bagaimana penilaian tidak lagi sekadar angka, melainkan potret utuh perkembangan siswa, termasuk aspek ko-kurikuler yang selama ini sulit terdokumentasi secara rapi.

 

Beberapa guru tampak saling berbisik, berdiskusi kecil, dan sesekali tertawa saat mencoba fitur-fitur baru. Ada rasa kagum, ada pula rasa tertantang, karena teknologi yang dulu terasa jauh kini hadir begitu dekat di genggaman mereka.

 

Di sela-sela sesi, kopi hangat dan kudapan sederhana menjadi teman setia. Di situlah cerita-cerita kecil mengalir, mulai dari pengalaman mengajar di kelas pulau terpencil, hingga harapan agar teknologi bisa menjadi jembatan pendidikan yang lebih adil bagi anak-anak di wilayah kepulauan.

 

Tepat pukul 10.30 WIB, Sabtu, (6/12/2025), suasana ruang pelatihan berubah menjadi lebih khidmat. Kepala MIN 17 Kepulauan Seribu, Bahtiaroni, secara resmi menutup rangkaian kegiatan pelatihan yang telah berlangsung dengan penuh semangat dan kebersamaan.

 

Dalam sambutannya, Bahtiaroni menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan ikhtiar bersama untuk menjawab tantangan zaman. Ia menekankan bahwa guru madrasah harus mampu berjalan seiring dengan perkembangan teknologi tanpa kehilangan ruh pendidikan.

 

Usai penutupan, suasana berubah menjadi campuran antara lega, haru, dan bahagia. Para guru saling berjabat tangan, berfoto bersama, dan berbagi senyum sebagai penanda kebersamaan yang telah terukir selama dua hari penuh.

 

Tepat pukul 11.00 WIB, satu per satu guru mulai bergegas meninggalkan lokasi pelatihan. Tas dipanggul, laptop diamankan, dan langkah dipercepat menuju dermaga, karena laut dan waktu tidak pernah menunggu terlalu lama.

 

Di atas perahu yang melaju pelan membelah air biru Kepulauan Seribu, tawa kembali pecah. Ombak kecil, angin laut, dan wajah-wajah lelah namun puas menjadi saksi bahwa pelatihan ini bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menguatkan ikatan antarguru lintas pulau.

 

Hari kedua itu akhirnya berakhir tidak hanya sebagai rangkaian jadwal kegiatan, melainkan sebagai cerita tentang semangat belajar, persaudaraan, dan tekad untuk membawa madrasah menuju masa depan yang lebih cerdas dan manusiawi. (j) 

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor