JAKARTA (Humas MTsN 32 Jaksel) - Peserta didik Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 32 Jakarta secara antusias mengikuti pelatihan pembuatan roket air sebagai implementasi pembelajaran di luar sekolah yang menyenangkan pada hari Sabtu (27/10).
Kegiatan diawali dengan pemaparan teori yang disampaikan oleh Achmad Sutarwan, guru IPA MTsN 32 Jakarta. "Roket Air merupakan sebuah media pembelajaran sains yang menggunakan air sebagai pendorongnya. Roket air dibuat dengan menggunakan bahan botol plastik berkarborasi yang diisi dengan air dan tekanan dalam jumlah tertentu. Perhitungan dalam roket air mempunyai beberapa variabel seperti berat roket, jarak luncur ke area target, volume air dan tekanan yang diberikan. Variabel-variabel ini yang menentukan roket air dapat masuk tepat dalam target yang sudah ditentukan." Terang Sutarwan.
Setelah menerima pembekalan teoritis, kegiatan selanjutnya praktik membuat roket air dan meluncurkannya di lapangan terbuka yang dipandu oleh bapak Suryani dari LAPAN.
Sebagai tahapan kegiatan praktik, para peserta diberikan pelatihan dalam membuat roket air dengan menggunakan bahan-bahan seperti botol berkarborasi, isolasi, gunting, double tape, cutter, penggaris, infraboard, spidol, dan plastisin sebagai pemberat roket air agar roket air yang meluncur dapat jatuh kembali pada ketinggian tertentu.
Setelah membuat roketnya masing-masing, para peserta kemudian meluncurkan roket mereka dengan mengisi air dan tekanan dengan jumlah tertentu dan diluncurkan ke arah target yang berbentuk lingkaran dengan diameter 12 meter dan jarak luncur ke titik pusat target sepanjang 70 meter.
"Tadi satu persatu dari masing-masing kelompok menerbangkan roketnya dan saya lihat seluruh roket yang diterbangkan meluncur mulus. Ini menandakan peserta mampu menerapkan apa yang sudah diarahkan." Papar Suryani.
Menurut Ketua panitia, Afrohatun Ni'mah merasa puas dengan terlaksananya kegiatan pelatihan pembuatan roket air ini. "Alhamdulillah kegiatan ini berjalan sesuai rencana dengan menghadirkan instruktur dari LAPAN, semoga dapat memotivasi peserta didik untuk mempelajari Sains dengan menarik dan tidak membosankan." Ungkapnya. /Yyt76
