Jakarta [inmasJP] – Kepala Kankemenag Kota Jakarta Pusat, H. Mukhobar memberikan materi pada kegiatan Peningkatan Etika dan Budaya Politik Dalam Berdemokrasi di Hotel Puncak Raya, Selasa (18/09). Kegiatan yang berlangsung pada 18-21 September 2018 ini diikuti 90 orang tokoh agama dan tokoh masyarakat se Jakarta Pusat.

Dalam paparannya, H. Mukhobar berharap suami istri tidak sampai cerai hanya karena berbeda partai atau pilihan capres. “Kecenderungan saat ini adalah jumlah perceraian kian meningkat,” jelas mantan Kepala KUA Kecamatan ini. Perceraian didominasi oleh gugat cerai artinya permohonan cerai diajukan oleh pihak perempuan atau istri.

Meningkatnya angka perceraian terjadi karena pergeseran substansi dan kesakralan perkawinan yang dianut semua agama. Menteri Agama bahkan menilai telah terjadi pergeseran nilai di generasi saat ini sehingga makna perkawinan semakin terdegradasi.

Kemudian H. Mukhobar menyampaikan kiat-kiat bagaimana mewujudkan masyarakat yang santun dalam berdemokrasi. “Allah memerintahkan kepada manusia untuk tidak mendekati perbuatan keji, yang nampak atau yang tersembunyi,” jelasnya mengutip Qs Al An’am ayat 151.

Ayat yang diyakini menjadi awal konsep politik ini menegaskan bahwa Islam adalah agama  yang mengajarkan tata cara bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhan (hablum minallah) dan tata cara hubungan antara sesama manusia (hablum minannas) dalam masyarakat.

Berbeda merupakan rahmat dari Allah seperti dijelaskan dalam Qs Al Hujurat ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal”.

Agama mestinya sebagai sumber peningkatan peradaban dan bukan sebagai identitas kelompok sosial. Sehingga kelak kehadiran agama yang berbeda-beda tidak dimaknai sebagai ancaman antar-kelompok keagamaan.  /j15