Berita

MENUJU MADRASAH ENTREPRENEUR; ESKUL KIR MTSN 34 JAKARTA PRODUKSI SABUN COLEK

Selasa, 27 November 2018
blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jakarta (Humas MTsN 34) --- Salah satu kompetensi penting dalam menghadapi persaingan abad 21 adalah entrepreneurship. Dimana seluruh peserta didik harus menanamkan softskill dan melakukan inisiasi pengembangan madrasah entrepreneur. Salah satunya dengan mendorong ektrakulikuler untuk menghasilkan karya yang dapat bernilai wirausaha.

Selain itu, MTsN 34 Jakarta juga mengembangkan bentuk entrepreneur lainnya, seperti Bank Sampah Nusantara, Agen BNI 46, Budi Daya Ikan dan Sayuran. Hal itu, sebagaimana arahan yang disampaikan kepala MTsN 34 Jakarta, Hj. Chawa dalam rapat rutin Rabuan Pimpinan Madrasah, “kita harus rumuskan ciri khas dan keunggulan madrasah, sehingga akan menjadi dasar pengembangan ke depan.

" Terlebih dalam menghadapi pertarungan abad 21, ini penting untuk sedini mungkin peserta didik dibekali dengan kompetensi keilmuan dan kecakapan hidup. Melihat situasi dan kondisi sosial masyarakat, kita perlu merumuskan pola pemgembangan madrasah entrepreneur berciri khas ramah anak dan lingkungan," lanjutnya.

Menindaklanjuti arahan itu, ekstrakurikuler KIR MTsN 34 Jakarta membuat produksi sabun colek ramah lingkungan. Seperti apa keseruan kegiatan Eskul KIR dalam produksi sabun colek, berikut keterangan Pembina, Ibu Wahyuni Budi Hastuti, M.Pd.

“S 34”
(Sabun Cream (colek) Produk KIR MTs N 34 Jakarta)

Dewasa ini meskipun telah hadir berbagai jenis sabun dengan bentuk baru, seperti sabun cair yang dianggap lebih efektif. Namun, kehadiran sabun colek masih sangat dibutuhkan dan banyak peminatnya. Bentuknya yang berupa cream membuat sabun colek lebih efisien karena sulit untuk tumpah (tidak seperti sabun cair). Sabun colek juga dianggap memiliki kegunaan yang beragam, seperti dapat digunakan sebagai mencuci piring, baju, mobil, membersihkan kamar mandi, dan lain-lain. Banyak bukan kegunaannya?

Harus diakui jika sabun colek memang kurang ramah lingkungan karena bahan utamanya berupa ABS (alkil benzena sulfanoat) yang sulit terurai/terdegradasi di alam. ABS sering juga disebut DDBS (Dedocyl Benzena Sulfonat). Dampaknya bila limbah tersebut menyebar di air dan sungai dapat membunuh organisme yang ada di dalamnya seperti ikan, fitoplankton, zooplankton / protozoa, cyanobacteria, dan organism yang lain. Disamping itu juga dapat menyebabkan alga dan tumbuhan air menjadi lebih subur, dampak-nya dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi (perairan menjadi subur). Alga yang tumbuh lebih pesat mampu penghambatan pertumbuhan dan menyebabkan degradasi fungsi pada berbagai organ tubuh dari organisme yang hidup di dalamnya.Sedangkan, busa yang dihasilkan dari sabun dan deterjen di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.

Membuat sabun colek juga cukup mudah. Biasanya toko-toko kimia sudah menyediakan paket untuk membuat sabun colek. Membuat sabun colek sendiri banyak sekali manfaatnya. Adapun manfaat membuat sabun colek yang dibuat secara mandiri adalah sebag lebih murah, kekentalan dan wangi sabun dapat diatur sekehendak hati sera peluang untuk membuka usaha home industry.
Sabun colek yang kita gunakan dapa berbusa, dapat membersihkan kotoran pada tangan, baju, alat-alat dapur,bahkan bisa menghilangkan noda minyak. Kenapa bisa demikian? Mari kita pahami zat-zat atau bahan-bahan apa sajakan yang tekandung atau yang menyususn sabun colek.

Bahan-bahan pembuat sabun colek yaitu :
1. NaOH (Soda api) berfungsi menghilangkan sifat asam dari ABS.
2. ABS/DDBS berfungsi sebagai surfaktan yang menghilangkan noda. Alternatif lain bisa juga menggunakan LABS (linear alkil benzena sulfanoat))
3. Air sebagai pelarut.
4. STTP berfungsi mempercepat proses penguraian limbah sabun colek. STTP bukan bahan primer dalam pembuatan sabun colek.
5. Soda ASH/soda abu , nama ilmuahnya adalah Natrium Carbonat berfungsi memaksimalkan kerja ABS.
6. OBA (Optical Brightener Agent) berfungsi sebagai pemutih. OBA bukan bahan primer dalam pembuatan sabun colek
7. CMC ( carboxymethyl cellulose ) berfungsi sebagai pengental. Sering juga digunakan sebagai pengental pada sirup/jus.
8. Water glass/Silikat berfungsi sebagai pengikat material dalam sabun colek. Penggunaan silikat juga akan memberikan kesan berkilau pada sabun colek, bahan ini sangat mudah beku, jadi bila tidak dipakai, sebaiknya bahan ini di simpan dengan tutup yang rapat.
9. Tepung sagu atau tapioka berfungsi sebagai pengisi atau penambah volume agar sabun colek yang dihasilkan menjadi banyak/tujuan komersil, tapi jangan terlalu banyak karena dapat mengurangi kualitas sabun colek yang dihasilkan. Alternatif lain yang lebih baik bisa menggunakan kaolin.
10. Pewarna untuk memberi warna.
11. Parfum sebagai aroma.

Pada kesempatan ini Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) MTs Negeri 34 Jakarta dengan didampingi oleh ibu Wahyuni Budi Hastuti mencoba membuat sabun colek sekaligus memasarkan di lingkungan madrasah. Sehingga dari kegiatan tersebut siswa belajar membuat produk ilmiah sekaligus belajar tentang jual beli. Belajar berhitung jumlah modal yang dikelurkan serta menghitung untung/rugi, namun tentunya supaya mendapat untung.hehehehe……


Membuat sabun colek tidak terlalu sulit. Cukup kita sediakan
1. Wadah/Ember 2 buah
2. Pengaduk 2 buah
3. Sarung tangan untuk perlindungan
4. Kemasan/Botol secukupnya

Kemudian cara membuatnya adalah sebagai berikut
1. Masukkan soda api dalam 1,5 liter air bersih hangat dilarutkan dan diaduk merata dalam ember plastik 1.
2. Masukkan STTP sedikit demi sedikit kedalam ember 1 tersebut diaduk merata. Masukkan soda ASH dan OBA sedikit-sedikit dan dilarutkan.

  1. Ember 2 masukkan ABS/LABS dan CMC/NaCl diaduk hingga merata
    4. Larutan ember 1 dimasukkan kedalam ember 2 diaduk hingga merata
    5. Pewarna, pewangi dan water glass dimasukkan kedalam campuran di atas.
    6. Jadilah sabun siap pakai


Sabun colek yang sudah jadi, siap untuk dikemas. Peserta KIR melakukan labelisasi dengan nama “S 34” yang artinya “sabun colek produk KIR MTs N 34”. Setelah itu dilakukan pengemasan sabun dan diakhiri dengan pemasaran produk ke warga madrasah dan sekitar lingkungan sekolah. awh.

Terkait