Jakarta (Humas MAN 11 Jakarta) Selasa, 23 Juli 2024, MAN 11 Jakarta Selatan mengadakan launching dan kegiatan Pelatihan awal Metode Amtsilati (cara cepat mampu baca kitab kuning) bagi 34 siswa .Dalam acara pembukaan pelatihan ini dihadiri diantaranya adalah Kapala MAN 11 Jakarta Selatan Bapak Drs.H. Niyatno, M.Pd, Wakil kepala Bidang Kesiswaan Bapak M. Adi Alvian, S.Pd dan juga guru pendamping berjumlah 4 orang.
Dalam sambutannya Kepala Madrasah berpesan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk penguatan dan peningkatan kemampuan siswa MAN 11 Jakarta Selatan dalam membaca kitab kuning sehingga akan semakin memperluas wawasan dan pengetahuan yang bersumber dari kitab-kitab kuning serta keilmuan tentang islam yang lebih luas.
Secara khusus, Niyatno merasa bahwa kegiatan pelatihan amtsilati diharapkan dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk siswa di MAN 11 Jakarta Selatan dalam memahami al Quran dan sunnah-sunnah Nabi dengan baik dan benar perlu mendalami terlebih dahulu kitab-kitab turunanya yang biasa disebut kitab kuning.
“Semoga program ini dapat dapat membaca kitab-kitab secara cepat dan tepat serta mampu memahami setiap makna yang terdapat pada kitab”,jelas Niyatno.
Di lain sisi,Wakil Kepala bidang kesiswaan MAN 11 Jakarta Selatan juga menyampaikan harapannya pada kegiatan Amtsilati ini selain meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa namun juga dapat menjadi branding sekaligus prestasi bagi MAN 11 Jakarta Selatan. “Ini yang menjadi komitmen kami, bahwa MAN 11 Jakarta Selatan harus punya branding kuat pada bidang keagamaan, dan yang akan digunakan ialah metode Amtsilati, semoga metode ini bisa mengantarkan para siswa memahami kitab kuning,” jelasnya.
Secara bahasa, kata “amtsilati” artinya “contohku”. Hal ini karena metode yang beliau gagas dituangkan dalam bentuk kitab dengan banyak contoh agar mudah dipahami bagi yang ingin belajar kitab kuning. Amtsilati adalah kitab atau buku berisi metode membaca kitab kuning secara cepat, yang digagas oleh KH Taufiqul Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah Sang penggagas lahir pada 14 Juni 1975 di Bangsri, Jepara, Jawa Tengah, anak terakhir dari tujuh bersaudara dari ayah dan ibu seorang petani. Setelah belajar ilmu-ilmu dasar keislaman di kampungnya, dia melanjutkan sekolah di Matholiul Falah, Kajen, Pati, sekaligus nyantri di Pondok Pesantren Maslakhul Huda, Kajen, yang diasuh oleh Rais ‘Aam PBNU KH MA. Sahal Mahfudh.
“Program Amtsilati di MAN 11 Jakarta Selatan dilaksanakan seminggu 2x yang akan didampingi oleh 4 orang guru pendamping dengan latar belakang Bahasa Arab diharapkan mendapat dukungan dari semua pihak,khususnya orang tua dan wali siswa dengan harapan menjadi wujud komitmen MAN 11 Jakarta Selatan dalam memberikan layanan pendidikan yang optimal kepada siswa”, tutup Niyatno.