Berita

Lukman Hakim Juarai Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Kanwil Kemenag Prov. DKI Jakarta

blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jakarta (Inmas Jakut) --- Penghulu Pertama pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanjung Priok, Lukman Hakim menjuarai lomba Karya Tulis Ilmiah bagi Penghulu tingkat Kanwil Kemenag Prov. DKI Jakarta. Kegiatan yang diikuti oleh 6 (enam) Peserta dari masing-masing perwakilan Kantor Kemenag Kota dan Pulau Seribu ini digelar di salah satu Hotel Kemayoran Jakarta Pusat. Selasa, (18/06)

Sejatinya, lomba Karya Tulis Ilmiah dan Musabaqoh Baca Kitab ini adalah merupakan program tahunan yang dilaksanakan Bimas Islam Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kanwil Kemenag Prov. DKI Jakarta Tahun 2019. Para peserta lomba KTI dan MBK ini adalah mereka yang menjuarai lomba serupa pada tingkat Kota. Dan nantinya, pemenang lomba pada tingkat Kanwil tersebut akan dilombakan pada tingkat Nasional.

Menjuarai lomba bergengsi tingkat Kanwil tak lantas membuat Lukman Hakim jumawa. Apalagi, para peserta lomba adalah para utusan KUA se-DKI Jakarta yang dinilai mampu menulis dan kompeten di bidangnya masing-masing. Namun, berbekal niat menimba pengalaman dan keinginan yang kuat, Lukman meraih juara 1.

“Ini pertama kalinya saya mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah mewakili Kankemenag Kota di tingkat Kanwil sesuai tugas yang telah diberikan. Dan Alhamdulillah keluar sebagai juara 1,” kata Lukman kepada tim Inmas Kankemenag Kota Jakarta Utara, kemarin.

Disebut Lukman, Karya Tulis Ilmiah miliknya berjudul “Pengembangan Hisab Ijtimak Metode Sullamun Nayyirain.” Sebuah kitab hisab klasik karangan Kyai Betawi, Syaikh Muhammad Mansur (1878-1967), seorang Pejuang kemerdekaan dan Penghulu di daerah Penjaringan pada masanya. Dan Hisab Ijtimak (hisab awal bulan hijriah), menjadi salah satu pembahasan dalam kitab tersebut.

Lukman menambahkan, pengembangan yang dilakukan olehnya menggunakan rumus-rumus sepertiga bola (trigonometri) sehingga dihasilkan perhitungan yang lengkap, meliputi: Matahari terbenam, Bulan terbenam, Tinggi Hilal Hakiki, Tinggi Hilal Mar’i, serta Azimuth Matahari dan Bulan.

“Metode ini banyak dijadikan acuan dalam pembuatan kalender Hijriah Pesantren-pesantren di Indonesia,” jelas Lukman.

Lukman berharap di kesempatan lainnya lomba ini juga dimenangkan oleh para penghulu tingkat Kecamatan yang lain sambil menimba pengalaman dan menambah wawasan. “Bekalnya sederhana. Pertama, ada niat kesungguhan untuk menang, dan bahan yang disiapkan sesuai dengan kemampuan sehingga bisa maksimal,” ungkap dia./Z/A

Terkait