Jakarta, (Humas Kankemenag Kota Jakarta Timur) – Sebagai makhluk Allah, manusia harus menyadari betapa banyak nikmat yang telah diberikan, termasuk nikmat umur dan kesempatan untuk kembali dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan. Kenikmatan ini semakin lama semakin pudar, sehingga sebagai orang beriman, penting untuk menyadari keterbatasan dan meningkatkan ibadah, terutama di momentum Ramadhan kali ini.

Hal ini disampaikan oleh Miftahurrahman, Penghulu KUA Kecamatan Cakung, dalam kegiatan Kuliah Tujuh Menit (Kultum) di Masjid Baitul Hijrah, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, pada Selasa (11/3/2025).

Dalam tausiyahnya, Miftahurrahman menjelaskan hikmah puasa Ramadhan yang merupakan sarana untuk melatih dan mengendalikan hawa nafsu serta pengendalian diri. Sebagai orang beriman, kita harus mampu mengendalikan diri dan tidak hanya mengikuti hawa nafsu semata.

"Allah menciptakan makhluk hidup di muka bumi, dan manusia adalah ciptaan terakhir yang memiliki keistimewaan akal dan kemampuan menilai benar dan salah. Sebelum manusia, Allah menciptakan malaikat yang selalu beribadah, setan yang selalu berbuat salah, serta hewan yang cenderung mengikuti hawa nafsunya," ujar Miftahurrahman.

Dengan logat Betawi yang khas, Miftahurrahman menyampaikan bahwa manusia diberikan kebebasan memilih antara jalan yang benar atau sebaliknya. "Kalau kita terus mengikuti hawa nafsu, itu sama saja seperti ‘rumantang’, tau gak rumantang? Hewan yang napsu mulu, seperti kambing atau celeng," ujarnya dengan gaya khas yang mengundang senyum jamaah.

Hadir dalam kegiatan Kultum tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, Zulkarnain, serta Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Jumanto, dan Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Sapto Udiono. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian pembinaan spiritual bagi pegawai dan jamaah dalam menyambut dan menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan dengan lebih baik. (Ea)