Jakarta [inmasJP] – Pengawas Sekolah/Madrasah Kecamatan Sawah Besar, Rina Ribut Lestari memandu pelaksanaan bedah kisi-kisi USBN PAI, Rabu (21/02). Para guru yang tergabung dalam KKGA se Kecamatan Sawah Besar ini mengkaji ulang mata pelajaran Pendidikan Agama yang akan diujikan.

Pembahasan kisi-kisi USBN PAI ini mengacu pada Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0283/SKEP/BSNP/I/2018 tentang Kisi-kisi USBN Tahun Pelajaran 2017/2018. Keputusan BSNP menekankan dalam pengembangan dan perakitan butir soal perlunya menghindari isu-isu negatif seperti SARA, radikalisme, khilafiyah, serta plagiarisme.

Revisi Permendikbud Nomor 30/2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Satuan Pendidikan esensinya adalah memasukkan penerapan USBN untuk SD dan Madrasah Ibtidaiyah. Esensi kedua adalah merubah istilah Ujian Sekolah (US) menjadi USBN sehingga pada tahun 2017 lalu ada US, USBN dan UN pada tahun 2018 ini hanya USBN dan UN.

Mata pelajaran yang termasuk USBN meliputi Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA ditambah mata pelajaran IPS, Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan serta Pendidikan Agama. Penyiapan soal USBN terbagi atas 20-25 persen disiapkan oleh Pusat dan 75-80 persen disiapkan oleh guru/KKG dengan soal terbagi atas Essay 10% dan Pilihan Ganda 90%.

Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, USBN sebenarnya bukan hal yang baru karena kebijakan ini sudah dikeluarkan Direktorat PAI sejak tahun pelajaran 2008/2009 yang awalnya bernama Ujian Sekolah Standar Nasional (USSN). “Pembahasan kisi-kisi USBN PAI dilakukan guna mengevaluasi tingkat kesulitan soal,” jelas mantan guru ini.

Tujuan pelaksanaan USBN PAI untuk (1) menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran PAI, (2) meningkatkan mutu penilaian PAI pada Satuan Pendidikan dan (3) mengevaluasi kinerja Satuan Pendidikan berdasar hasil penilaian mata pelajaran PAI.  /j15