Jakarta, (Humas MAN 7 Jakarta) – Kegiatan pagi Kamis (30/10/2025) di MAN 7 Jakarta kembali diisi dengan kajian keagamaan yang penuh makna. Bertempat di Masjid Daaruth Thalibin, seluruh siswa dan guru mengikuti kajian kitab Safinatun Najah* yang disampaikan oleh Khalis Arezka. Kajian rutin ini menjadi bagian penting dalam pembinaan karakter religius dan penguatan iman bagi seluruh warga madrasah.
Khalis Arezka mengangkat tema tentang tingkatan iman. Beliau menjelaskan bahwa setiap muslim harus memahami dan berusaha meningkatkan kualitas imannya agar semakin dekat dengan Allah SWT. “Ada tiga tingkatan iman yang harus kita ketahui,” ujar Khalis. “Pertama, iman ikut-ikutan atau taklid, yaitu keimanan seseorang yang didasarkan pada kebiasaan tanpa ilmu. Kedua, iman yang tahu ilmunya, yakni memiliki keyakinan kepada Allah disertai pemahaman terhadap dalil-dalilnya. Ketiga, iman yang mengetahui Allah dengan menjaga hati, atau disebut makrifatullah.”
Lebih lanjut, Khalis menuturkan bahwa dalam kitab Safinatun Najah disebutkan tingkatan iman ada lima secara keseluruhan. Setiap tingkatan menunjukkan seberapa dalam seseorang mengenal dan meyakini Allah SWT. “Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, semakin kuat pula hubungannya dengan Allah,” tambahnya dengan penuh penekanan.
Khalis juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menuntut ilmu agama dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Ia menegaskan keutamaan mengaji dalam Islam dengan mengutip sabda ulama, “Jika seseorang mengaji, maka empat ribu malaikat akan mengaminkan doa orang yang mengaji.” Pernyataan tersebut mengingatkan para siswa agar selalu menjaga niat dan istiqamah dalam menuntut ilmu.
Kajian pagi ini berlangsung khidmat dan penuh antusiasme. Para siswa terlihat tekun menyimak penjelasan yang disampaikan dengan gaya tutur lembut namun penuh makna. Tidak sedikit siswa yang mencatat poin-poin penting dari materi yang dibahas sebagai bahan renungan pribadi.
Dalam penutup kajian, Khalis Arezka mengingatkan bahwa iman tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus dibuktikan melalui amal dan perilaku sehari-hari. “Iman yang benar akan tampak dari cara seseorang menjaga hatinya dan menghindari hal yang dilarang Allah. Maka, mari kita tingkatkan iman kita agar hidup diberkahi,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Sukron Makmun, turut memberikan nasihat kepada para siswa. Ia menegaskan bahwa menjaga ketenangan hati merupakan salah satu tanda keimanan yang kuat. “Kehidupan yang tidak tenang adalah ciri kehidupan di neraka. Maka jadikan iman dan ilmu sebagai bekal agar hidup kita selalu damai dan bermakna,” ujarnya menutup kegiatan penuh hikmah tersebut. (nk)