Jakarta (Humas) --- Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Cecep Khairul Anwar menyampaikan, kerukunan menjadi sebuah prasyarat untuk tercapainya pembangunan nasional di berbagai bidang. Menurutnya, tidak terjadi pembangunan di berbagai bidang jika umat tidak rukun.
Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan pembinaan Guru Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Dasar, yang mengusung tema, Implementasi Nilai Nilai Moderasi Beragama Dalam Pendidikan Agama Katholik di Fave Hotel, Jakarta Timur, Selasa (22/02).
“Oleh karena itu, moderasi beragama merupakan suatu langkah untuk mencapai kerukunan umat beragama,” ujarnya dihadapan 80 peserta.
Kepala Kanwil mengungkapkan kerukunan umat beragama tidak akan tercapai, jika moderasi beragama tidak bisa dijalankan oleh seluruh umat beragama, baik islam, Kristen, katolik, hindu, buddha dan konghucu.
“Moderasi beragama tidak berarti semua agama adalah sama, itu salah tafsir,” ungkapnya.
Beliau juga mengingatkan agar tidak adanya pemahaman bahwa moderasi beragama itu membuat agama itu sama. “Semua umat beragama harus patuh untuk menjalankan agamanya. Dan kita sadari bahwa kita hidup berdampingan dengan berbagai agama. Itulah cara pandang moderasi beragama,” pungkasnya.
Terkait intoleransi yang terjadi di tengah masyarakat, Pembimas Katolik mengungkapkan harus meletakkan nilai nilai agama ke ruang publik.
“Melalui ranah pendidikan peserta didik dapat menjalankan toleransi beragama berbangsa dan bernegara yang sangat plural,” ujar Salman.
Pembimas Katolik mengingatkan para guru untuk menjadi role model serta memberikan contoh anak didik untuk saling menghormati dan bekerjasama tanpa dibatasi oleh suku, agama dan budaya.
“Diharapkan, para pendidik untuk mengintegrasikan nilai nilai moderasi beragama dalam pendidikan agama katolik di sekolah, baik melalui design pembelajaran dan terutama contoh teladan para guru,” harapnya.