Berita

Intelek, Kuat, Ikhlas, Penuh Pengabdian dan Tanpa Pamrih Adalah Sosok Petugas Haji Ideal

Senin, 24 Juni 2019
blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jakarta (Inmas) – Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta Saiful Mujab menyampaikan bahwa hal terpenting yang perlu dipersiapkan oleh para petugas haji harus lebih gesit dan lebih ekstra baik secara fisik maupun secara mental, oleh karenanya perlu menyamakan persepsi. 

Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan Konsolidasi Petugas Kloter Provinsi DKI Jakarta Tahun 1440 H /2019 M.

Menurutnya, kondisi obyektif jamaah seperti memiliki latar belakang pendidikan hiterogen, tingkat pendidikan mayoritas pendidikan dasar, tradisi dan budaya yang bervariasi, kemampuan manasik yang masih kurang, ketergantungan kepada kelompok bimbingan masih cukup tinggi, tentunya petugas harus mampu melayani, membimbing dan melindungi para jamaah. Senin (24/06).

KaKanwil berpesan kepada para petugas haji untuk menjadi sosok petugas ideal yang memiliki sifat intelek, kuat, ikhlas, penuh pengabdian, tanpa pamrih dan digaji pun tidak mau. “Selain itu, yang harus menjadi roh sebagai petugas haji ialah tidak pernah mengeluh,” tutur KaKanwil

Berdasarkan hasil survey yang didapat, grafik estimasi waktu tunggu Per Provinsi bahwa Sulawesi Selatan memiliki grafik tertinggi masa tunggu yang mencapai 29 tahun dan Sulawesi Utara memiliki grafik terendah masa tunggu hanya mencapai 11 tahun,” Ujar KaKanwil

Lanjutnya, berdasarkan pendidikannya para jamaah berdasarkan pendidikan SD masih mendominasi sebanyak 941,183, pendidikan SMP sebanyak 351,969, pendidikan SMA sebanyak 721,685, pendidikan Diploma sebanyak 148,147, pendidikan S1 sebanyak 641,614, pendidikan S2 sebanyak 91,045, pendidikan S3 sebanyak 5,166 dan lain-lainnya sebanyak 22,885.

Tak hanya memiliki latar belakang masa tunggu keberangkatan dan pendidikan yang berbeda-beda, tentunya para jamaah memiliki usia yang berbeda-beda, berdasarkan statistik jamaah haji berdasarkan usia, usia 0-20 tahun memiliki presentase sebanyak 65,599, usia 21-30 tahun sebanyak 145,925, usia 31-40 tahun sebanyak 580,972, usia 41-50 tahun mendominasi sebanyak 990,252, usia 51-59 tahun sebanyak 848,324, usia 60-74 tahun sebanyak 502, 727, dan usia 75 tahun keatas sebanyak 42,065.

Dari keberagaman yang dimiliki para jamaah dan para petugas haji, tentunya menimbulkan problematika pelayanan haji, “Problematika yang pertama karena petugas haji melibatkan banyak pihak, seperti Kemenkes, TNI/POLRI, Kemenhub, dan tokoh masyarakat lainnya. Untuk menghindari problematika petugas haji, tentunya harus memiliki satu tujuan yaitu hilangkan ego sektoral,” Ujarnya

“Kerjasama tim adalah kunci menuju kesuksesan,” Ujar KaKanwil diakhir arahannya.

Turut dihadiri Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, Para Kasi pada Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.

Serta diikuti sabanyak 135 peserta yang terdiri dari 20 orang TPHI, 20 orang TPIHI, 60 orang TKHI, 24 orang Petugas Daerah dan 11 orang Non Kloter.

Terkait