Jakarta (Humas) --- Pemerintah harus hadir ditengah tengah masyarakat dari berbagai perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini, Kementerian Agama melaksanakan penyelenggaraan dibidang agama dan keagamaan sesuai KMA 19 tahun 2019 terkait layanan kemasjidan.

“Dalam melakukan pelayanan kemasjidan tidak saja ditingkat pusat, tetapi juga dilaksanakan pada tingkat Kanwil Provinsi, DKI Jakarta,” ujar Kabid Urais saat kegiatan pembinaan masjid percontohan tahun 2024, Kamis (01/02/2024).

Terkait kegiatan ini, Sugito berharap para pengurus, pengelola, pegiat rumah ibadah masjid dan mushola dapat melakukan tugas baik. Sehingga nantinya jamaah yang akan beribadah merasa nyaman dan rukun.

“Oleh karena itu, keterlibatan pengurus masjid, pegiat masjid dapat berbagi pengalaman bersama dalam pengelolaan rumah ibadat yang mengarah pada perbaikan kedepannya,” ungkapnya dihadapan 50 peserta.

Kabid Urais menjelaskan terdapat tiga hal yang perlu dilaksanakan oleh pengelola masjid saat ini. Pertama, pengelola masjid harus mempunyai SDM dalam pengeloaan informasi digital.

“Pengelola masjid harus melakukan perubahan melakukan transformasi digital. Dan adanya infak sedekah dapat lebih akuntabel melalui jejak digital,” jelasnya.

Kedua, Selain menjadi tempat ibadat, peran masjid dapat memakmurkan jamaah, ramai dan menghasilkan yang bermanfaat.

“Kalau dulu masjid hanya tempat salat saja, tetapi masjid kali ini bisa melahirkan peradaban,” ungkapnya.

Dan ketiga, Pemerintah telah maksimal dalam membantu rumah ibadat umat islam maupun non islam melalui APBN / APBD dalam rangka memberikan layanan sebaik mungkin pada pengelola rumah ibadat.

“Saat ini kita juga masih menghimpun permohonan terkait bantuan operasional masjid ramah rintisan untuk peningkatan sarana prasarana masjid atau mushala. Agar rumah ibadat itu ramah anak dan perempuan, ramah difabel dan lansia, ramah lingkungan, ramah keberagaman, ramah dhuafa dan musafir,” pungkasnya.