Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta menggelar Rukyatul Hilal dalam penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah. Kegiatan ini dilaksanakan di Lantai 7 gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
Anggota Tim Hisab Rukyat Kanwil Kemenag DKI Jakarta mengatakan, bahwa metode yang digunakan untuk menentukan 1 Ramadhan melalui Hisab dan Rukyat.
“Dimana hisab itu berdasarkan hitungan dan rukyat berdasarkan melihat fakta,” ujar Syarif Hidayat.
Dalam melakukan pemantauan Hilal, Kanwil Kemenag DKI Jakarta menggunakan alat teleskop dan theodolite.
“Sebelumnya, kami sudah mempersiapkan kegiatan yang akan kita laksanakan hari ini,” jelasnya.
Berdasarkan Hisab Ephemiris data matahari terbenam pada pukul 18: 07: 33 WIB dengan azimuth/arah 266 derajat (UTSB) dan data bulan terbenam pukul 18:12:20 WIB dengan azimuth/arah 264 derajat (UTSB). Dan Jarak busur (Sudut Elongasi) matahari – bulan 2 derajat 30 menit 17 detik.
“Sehingga posisi hilal masih dibawah ufuk dengan istilah negatif atau tidak terlihat,” ungkapnya.
Syarif Hidayat juga mengungkapkan bahwa faktor cuaca menjadi salah satu kendala pemantauan hilal sehingga hilal belum terlihat. Sejak siang tadi, cuaca Jakarta mendung hingga waktu pemantauan dimulai.
"Di samping itu, kendala di horizon barat dari titik kami memantau dengan adanya kendala cuaca yang memang mendung juga kendala bangunan-bangunan yang lumayan tinggi dari tempat kita berada ke arah horizon barat ini. Jadi dengan demikian kesimpulan yang bisa kami tarik dari pemantauan hilal pada sore hari ini dari Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta tidak terlihat," pungkasnya.
Sekedar informasi, terdapat empat titik pemantauan hilal yang tersebar di DKI Jakarta, yaitu Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Masjid Hasyim Asyari Cengkareng, Pondok Pesantren Hidayatullah Kembangan dan Pulau Tidung Kepulauan Seribu.
Adapun menurut kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura) dianggap memenuhi syarat apabila ketinggian bulan diatas horizon tidak kurang dari 3 derajat dan jarak lengkung bulan – matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 6,4 derajat.
Turut hadir Kabag TU, Kabid Urais, perwakilan Ormas Islam, Tim Badan Hisab Rukyat Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan media.