Jakarta (Humas MAN 21 Jakarta) -- "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (Q.S Ar-Ra’d: 28)
Seperti biasa di hari kedua PAS (Penilaian Akhir Semester) TP. 2018/2019, sebelum para siswa MAN 21 Jakarta memasuki ruang ujian, mereka terlebih dahulu mengikuti pembiasaan tilawah Quran dan shalat Dhuha bersama di masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Selama lebih kurang 30 menit kegiatan keagamaan itu berlangsung di sana. Di masjid kebanggaan mereka.
30 menit kemudian, telah dipersiapkan panitia menjadi waktu jeda kegiatan, guna para siswa bersarapan pagi. Karena biasanya para siswa madrasah yang berada di wilayah Rorotan ini sudah hadir di madrasah sejak 06.15 WIB.
Setelah itu para siswa berada di ruang kelas masing-masing dan siap menghadapi PAS yang dulu dikenal sebagai Ujian Akhir Semester.
Di sesi pertama, kelas X semuanya menyelesaikan materi uji Bahasa Indonesia, Kelas XI Bahasa Inggris dan kelas XII Matematika.
Sedang di sesi kedua materi yang diujikan sangat variatif, berbeda-beda. Baik dari segi tingkatan kelas X, XI dan XII maupun jurusan IIK, MIA dan IIS. Di sesuaikan dengan peminatan kelas masing-masing.
Berbeda dengan sesi ketiga, semua kelas dan semua jurusan materinya sama, yakni mapel prakarya.
Satu persatu dari tiga materi yang dijadwalkan dapat mereka selesaikan dengan baik, tertib dan kondusif. Bahkan keceriaan nampak di raut wajah mereka.
Rizki Amanda Putri misalnya, ia merasa puas dengan PAS hari ini (7/12). Terutama di sesi pertama jam Matematika, salah satu siswi kelas XII IIS 2 ini mengaku senang.
"Saya suka matematika," katanya. "Sebab hobi saya ngitung," jelasnya sambil menceritakan awal mula kesukaannya pada mapel hitung-hitungan itu.
"Awalnya menghafal rumus," katanya. "Dulu kalau ga hafal dijewer ama guru, lama-lama saya jadi suka," katanya malu-malu sambil mengenang masa-masa di SD nya dulu.
Sementara temannya, Naday Azzahroh mengaku senang bersebab materi ujian saat itu dimulai dari yang sulit ke yang mudah.
Ketika ditanya terkait dengan pembiasaan pagi, ternyata telah banyak memberi pengaruh. Keduanya mengaku sangat menikmati. Bahkan sangat terbantu dengan kondisi bathin mereka. Merasa lebih nyaman dan siap mental dalam menghadapi ujian.
"Karena pagi masih fresh, agar konsentarasi baca Quran, doa dan zikir dulu," kata Amanda. "Agar hatinya bisa lebih tenang," jelasnya kemudian.
"Meski nebak kali aja bisa benar," kata Naday. "Karena dikuatkan dengan doa tadi," imbuh siswi yang merasakan beda suasana kelas antara belajar biasa dengan saat-saat ujian di kelas.
Dengan pembiasaan pagi itu, ternyata telah memberi kesan mendalam bagi kedua siswi yang sama-sama telah memasuki tahun ke tiga di madrasah ini. (lt)