Jakarta (Humas MAN 2 Jkt) – Setelah berhasil meraih predikat Wilayah Bebas dari Kourpsi (WBK), MAN 2 Jakarta terus melakukan pembenahan, salah satunya dengan melakukan kunjungan ke lembaga lain. Seperti yang dilakukan pada Senin (3 Januari 2025), Tim Pembangunan Zona Integritas MAN 2 Jakarta yang berjumlah 14 orang melakukan kunjungan sekaligus benchmarking ke kantor Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI.
Disambut hangat oleh auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI, Siti Mudayaroh, seluruh Tim ZI MAN 2 Jakarta berkeliling menyaksikan ruang kerja, spot pelayanan publik, hingga suasana kerja di kantor yang berlokasi di Jakarta Selatan tersebut.
Mengelilingi ruang demi ruang di kantor Inspektorat Jenderal Kemenag RI layaknya touring yang memanjakan mata. Tak ada lagi kesan ruang kantor yang bersekat, karena semuanya menyatu dalam ruangan yang lapang. Ruang pimpinan tak lagi dibuat privacy dan eksklusif, tapi berada di ruangan yang sama dengan staf pegawai lain. Menariknya, semua pegawai dapat melakukan pekerjaan di area yang disukai.
“Pegawai di sini dapat menyelesaikan pekerjaan di berbagai spot yang tersedia, tidak harus di satu tempat, dengan harapan tumbuh kreatifitas dan menjaga semangat bekerja,” ujar Mudayaroh.
Benar saja, hampir seluruh ruangan dibuat sangat nyaman dengan desain interior dan penataan yang meanrik. Dapat dikatakan, kantor ini seperti rumah kedua bagi pegawainya. Tak hanya pantry, pojok rehat, dan arena bermain anak, bahkan ruang gym tersedia di sini.
Sembari mengenalkan pada pegawai di bagian keuangan, Siti Mudyaroh menegaskan bahwa terpilihnya MAN 2 Jakarta Timur sebagai satu-satunya madrasah berpredikat WBK di DKI Jakarta merupakan tanggung jawab berat untuk bersiap menuju penilaian WBBM tahun 2026. WBBM merupakan predikat yang diberikan kepada unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria dalam mengimplementasikan enam area perubahan program reformasi birokrasi serta telah mampu mencegah KKN dan bisa memberikan pelayanan prima.
”Jangan terlalu bereuforia karena beban WBK itu berat dan tuntutan ke depan lebih berat lagi.” tegas Mudayaroh. Beliau menambahkan, pada dasarnya seluruh stakeholder memahami bagaimana cara berinteraksi, bekerja secara profesional, bersosialisasi, dan terutama memberikan pelayanan prima.
Dengan predikat WBK ini MAN 2 Jakarta harus siap menjadi benchmarking madrasah dan lembaga lain. Untuk itu, inovasi dan pembaharuan merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Selain itu, sarana dan prasarana menjadi unsur penting yang harus segera dibenahi. Pembenahan ruang publik, misalnya, diupayakan mudah terjangkau dan diakses oleh semua pihak pengguna layanan. Pada kesempatan itu Mudayaroh mengingatkan bahwa pembenahan sarana harus dipersiapkan dengan konsep yang matang serta mempertimbangkan biaya dan tingkat kebermanfaatannya bagi masyarakat. (Yuyum D)