Jakarta (Humas DKI Jakarta) --- Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta mengadakan Program TV Haji guna memberikan informasi dan edukasi bagi para jemaah haji dalam melaksanakan rukun islam kelima. Dalam pertemuan ini, Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Adib memberikan paparan terkait hikmah wukuf di Arafah dan perjumpaan dengan Allah.

"Wukuf di Arafah adalah puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji. Pelaksanaannya sangat terbatas dari sisi waktu, yakni pada 9 Zulhijjah setelah tergelincirnya matahari. Karena itu, kesiapan fisik dan mental jamaah menjadi sangat krusial," ungkap Adib dihadapan ratusan calon jemaah haji secara daring.

Menurutnya, dimensi spiritual mendalam dari wukuf di Arafah merupakan kesempatan untuk refleksi diri dan menyadari hakikat kemanusiaan di hadapan Allah SWT, dimana tidak ada perbedaan status sosial, suku dan bangsa.

“Di Arafah, kita semua sama. Tidak ada perbedaan status sosial, suku, atau kebangsaan. Kita mengenakan pakaian ihram yang sama, menghadap kepada Tuhan yang sama. Di sanalah kesadaran hakiki sebagai hamba Allah akan muncul,” jelasnya.

Adib mengimbau kepada seluruh jamaah haji untuk menjaga stamina dan tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan menjelang wukuf. Ia juga mengingatkan agar jamaah, khususnya yang mengambil haji tamattu, tidak melakukan umrah sunnah tambahan yang berisiko menguras energi.

“Perbanyaklah istighfar dan doa selama wukuf, karena Arafah adalah maqam istijabah tempat terkabulnya doa-doa,” ungkapnya.

Di akhir paparannya, Kakanwil menjelaskan kebijakan pemerintah Indonesia yang tidak menganjurkan pelaksanaan tarwiyah secara reguler demi menjaga kondisi fisik jamaah agar optimal saat wukuf.

“Silakan jika ingin melaksanakan tarwiyah secara pribadi, namun harus bisa memastikan tidak tertinggal saat wukuf di Arafah,” pungkasnya.