Berita

WARISILAH API SUMPAH PEMUDA DENGAN MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN

Selasa, 31 Oktober 2017
blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

 

Jakarta (Inmas JakPus) -- Bung Karno menyampaikan, “ Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah Api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air”.

 

Demikian pesan Menteri Pemuda dan Olahraga yang dibacakan Penyelenggara Syariah, H. Affan Sofwan, S.Hi dengan tema Pemuda Indonesia Berani Bersatu. Dalam membaca sambutan, beliau menceritakan sejarah Kongres Pemuda II dengan kondisi panitia dan peserta dari pulau-pulau terjauh Indonesia.

 

Dari belahan Barat Indonesia ada Mohammad Yamin, pemuda kelahiran Sawah Lunto Sumatera Barat mewakili Jong Sumatranen Bond. Dari belahan Timur Indonesia ada Johannes Leimena, pemuda kelahiran Ambon Maluku mewakili Jong Ambon. Ada juga Katjasungkana dari Madura, Cornelis Lefrand Senduk dari Sulawesi dan lain-lain.

 

Sebanyak 71 pemuda tidak hanya bertemu di Kwitang pada 28 Oktober 1928 itu, tapi juga berdiskusi, bertukar pikiran, mematangkan gagasan hingga akhirnya bersepakat mengikatkan diri dalam komitmen ke-Indonesia-an. Mereka berikrar Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa, yaitu Indonesia.     

 

Selaku inspektur upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 pada Senin (30/10) di halaman Kankemenag Kota Jakarta Pusat itu, ia menyayangkan kondisi saat ini. “’Justru dengan berbagai kemudahan hari ini, kita mudah berselisih faham, memvonis orang, berpecah belah dan menebar fitnah serta kebencian”.

 

Kita patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda Indonesia yang sudah melahirkan Sumpah Pemuda. Sudah seharusnya kita meneladani langkah dan keberanian mereka sehingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsanya. Api Sumpah Pemuda harus kita ambil dan terus kita nyalakan dengan berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.  [j15]

 

 

  • Tags:  

Terkait