Jakarta [Humas Kankemenag Kota Jakarta Utara] — Penyelenggara Buddha Kementerian Agama Kota Jakarta Utara, Mugiyanto, menghadiri kegiatan pembacaan kitab suci Buddha Mahayana, Sutra Mahamayuri, yang diselenggarakan oleh Yayasan Vihara Maitri Medan di Jakarta PIK Avenue, belum lama ini. Kegiatan ini merupakan pembacaan kitab suci yang berfokus pada mantra dan praktik pemujaan terhadap Mahamayuri Vidyarajni atau Burung Merak Agung. (Senin, 13/10/2025).

Pembacaan doa dipimpin oleh Y. A. Ven. Man Sheng dan Y. A. Ven. Chang Thong, dengan maksud memanjatkan doa agar umat Buddha serta seluruh penduduk Indonesia senantiasa terlindungi dan terselamatkan dari bencana serta kemalangan.

Dalam sambutannya, Mugiyanto menekankan pentingnya umat Buddha membiasakan diri membaca doa-doa dalam kitab suci tersebut sebagai bentuk penguatan spiritual untuk memperoleh perlindungan, keselamatan, dan kemakmuran.

“Kami mengajak umat untuk memupuk keyakinan (saddha) terhadap Buddha Dhamma atau ajaran Buddha,” ujar Mugiyanto.

Ia menjelaskan, pembacaan Sutra Mahamayuri yang berlangsung sejak pukul 13.30 hingga 21.00 WIB ini menekankan kekuatan mantra yang diyakini mampu melindungi dari bahaya, menyembuhkan penyakit, dan membawa keberuntungan.

“Doa Mahamayuri Vidyarajni Sutra ini dapat dibacakan setiap hari agar kita senantiasa memperoleh berkah tertinggi, baik di kehidupan sekarang maupun kehidupan mendatang,” tambahnya.

Lebih lanjut, Mugiyanto menerangkan bahwa Burung Merak dalam sutra ini memiliki makna simbolis mendalam, melambangkan kemegahan, keanggunan, dan keceriaan. Sementara Vidyarajni Mahamayuri diyakini sebagai perwujudan dari berbagai Buddha dan Bodhisattva dalam tradisi Mahayana.

“Praktik Sutra Mahamayuri dipercaya dapat membantu mencapai siddhi atau pencapaian spiritual bagi umat Buddha,” jelasnya.

Selain meningkatkan kesadaran diri dan spiritualitas, menurutnya, menekuni sutra ini juga dapat membantu membuka cakra mahkota dan membawa pada pencerahan (Buddhata).

“Sutra Mahamayuri juga digunakan dalam berbagai praktik meditasi dan ritual, seperti Sadhana Tubuh Cahaya Bintang, Sadhana Memohon Hujan, Sadhana Meredam Gempa, serta Sadhana Penyembuhan,” pungkas Mugiyanto.(nk)