Jakarta (Kemenag)---Di hadapan Presiden dan Perdana Menteri Italia, sejumlah menteri, pemimpin agama-agama serta intelektual dari berbagai negara, Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidato secara virtual pada penutupan Forum Antaragama G20 di Bologna, Italia, Selasa (14/9) malam waktu setempat. Pada kesempatan itu, ia memberikan isyarat-isyarat tentang arah lebih lanjut bagi ikhtiar-ikhtiar perdamaian global melalui Forum Antaragama G20. Untuk diketahui, pada 2022 mendatang giliran Indonesia akan menjadi tuan rumah.
Menag Yaqut mengajak para tokoh yang hadir untuk pertama-tama mengakui sejarah yang sulit dan didominasi oleh konflik selama berabad-abad dalam pergaulan antarkelompok agama dan antarbangsa.
“Baru sesudah Perang Dunia II masyarakat internasional berupaya membangun konsensus untuk mewujudkan tata dunia yang lebih aman dan stabil, dengan lahirnya Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dibentuknya Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kaa Menag, Rabu (15/9/2021).
Namun, menurut pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini, tata dunia baru itu hingga kini masih rapuh, sedangkan pola pikir yang diwarnai dorongan permusuhan dan konflik masih membayang-bayangi. Untuk itu, Menag menyerukan kepada para pemimpin dunia, baik pemimpin politik maupun pemimpin agama dan intelektual, untuk menyempurnakan dan mengukuhkan konstruksi tata dunia pasca Perang Dunia II dengan membangun konsensus perdamaian atas dasar nilai-nilai peradaban bersama.
Mengakhiri pidatonya dengan gestur yang menyentuh hati, Menteri Agama mengutip puisi Gus Mus (KH Mustofa Bisri):
Agama
adalah kereta kencana
yang disediakan Tuhan
untuk kendaraan kalian
berangkat menuju hadiratNya
Jangan terpukau keindahannya saja
Apalagi sampai
dengan saudara-saudara sendiri bertikai
berebut tempat paling depan
Kereta kencana
cukup luas untuk semua hamba
yang rindu Tuhan
Pidato lengkap Menteri Agama RI pada penutupan Forum Antaragama G20 di Bologna, Italia, melalui link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=quQ-0Qo2N3E
Humas