Makassar (Kemenag) --- Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) Nasional ke-9 telah dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kamis (10/10) pagi, di Makassar Sulawesi Selatan. Pembukaan Pentas PAI yang berlangsung sejak 9-14 Oktober 2019 ini, ditandai dengan penabuhan perkusi oleh Menag.
Menurut Menag, Pentas PAI bertujuan untuk mendeteksi sekaligus mengevaluasi sejauh mana pemahaman keagamaan pada diri siswa. "Event nasional ini sekaligus menepis berbagai isu, termasuk isu tentang akan dihapusnya PAI sebagai mata pelajaran pada sekolah yang pernah viral beberapa waktu lalu," ungkap Menag.
"Saya tegaskan di sini sekali lagi bahwa pemerintah tidak akan pernah menghilangkan PAI dari sekolah, malah sebaliknya Kami ingin eksistensi PAI di sekolah semakin diperkuat," tandas Menag.
Oleh karena itu pentas PAI yang dilakukan secara berkala ini diharapkan betul-betul dapat menumbuhkembangkan keterampilan generasi milenial abad 21. "Kita perlu mendorong mereka untuk menjadi anak-anak yang berjiwa sportif kreatif komunikatif percaya diri kritis dan berkepribadian tangguh," ujar Menag.
Pada sambutannya, Menag yang menyatakan bersyukur atas terselenggaranya Pentas PAI ke-9 ini membacakan dua bait pantun:
Sekilas pandang mengenal suku Bugis
Bacalah Laga Ligo sebagai sumbernya
Sepintas memandang anak milenial yang sholeh dan manis
Berlaga di Pentas PAI tunjukkan prestasinya
Kenal Bugis tak lupakan Tomanurung
Juga nenek moyangnya yang dikenal pelaut
Jikalau kalian kalah janganlah murung
Kalaupun menang jangan pula terbawa larut
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menyampaikan, Pentas PAI merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap dia tahun sekali bagi siswa-siswa di sekolah umum. "Ini merupakan Wahana kompetisi dalam menumbuhkembangkan ini juga menjadi wadah pembinaan dan aktualisasi diri bagi siswa dalam memahami menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin," ujar Kamaruddin.
Hadir dalam hadir dalam pembukaan pentas PAI ke-9 di Makassar, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali, dan wakil gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman.