Jakarta (Humas MAN 22 Jakarta) — Di balik sunyi dan kesejukan alam Bogor, sekelompok santriwati kelas 11 MAN 22 Jakarta menjalani hari-hari yang berbeda dari biasanya. Mereka bukan sedang berlibur, melainkan mengikuti kegiatan Taqwiyah Li Hifdzil Quran (THQ) — sebuah program intensif untuk menguatkan hafalan Al-Qur’an sebagai bekal menghadapi sertifikasi tahfidz.
Kegiatan yang berlangsung pada 21–24 Mei 2025 ini bukan sekadar pelatihan. Ia adalah perjalanan spiritual yang mempertemukan keheningan alam dengan kekhusyukan jiwa-jiwa muda yang tengah berikhtiar mengikat Kalam Ilahi di dalam dada. Dalam suasana tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota, santriwati mendalami setiap ayat yang mereka hafalkan, memperkuat hafalan, memperbaiki bacaan, dan saling menyemangati satu sama lain.
Abdullah Syafei, koordinator kegiatan dari Yayasan Pusat Studi Tafsir Ilmi (YaPASTI), mitra kerja sama program ini bersama Kampus Ilmu Al-Qur’an Jakarta, menjelaskan bahwa THQ bertujuan menanamkan kecintaan yang lebih dalam terhadap Al-Qur’an.
“Kita tidak hanya ingin menghasilkan penghafal, tapi juga pecinta Al-Qur’an. Karena hanya cinta yang bisa membuat mereka terus istiqamah menjaga hafalan,” ujarnya.
Program ini pun mendapat dukungan penuh dari madrasah. Ketua Komite MAN 22 Jakarta, Syarif Hidayat, hadir membuka kegiatan dan menekankan pentingnya pendidikan agama dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa. Kegiatan ditutup dengan khidmat oleh Wakil Kepala Madrasah Bidang Asrama, Muhammad Sholeh, yang turut menyampaikan apresiasinya atas dedikasi seluruh peserta dan panitia.
Bagi Faizah, salah satu santriwati peserta program, THQ adalah momen penting dalam perjalanan belajarnya.
“Program ini membuat saya lebih disiplin. Setiap hari ada target hafalan dan muroja’ah bersama teman-teman. Itu sangat membantu, apalagi suasana belajarnya mendukung sekali,” ungkapnya.
THQ tak hanya fokus pada hafalan, tetapi juga mempersiapkan peserta untuk mengikuti dua jenis sertifikasi tahfidz — Non-Bersanad dan Bersanad — yang dilakukan bersama lembaga mitra. Sertifikasi ini memberikan pengakuan formal atas hafalan mereka, sekaligus menjadi motivasi untuk terus menjaga dan menambah hafalan.
Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2021, program ini telah menjadi kebanggaan para orang tua. Siti Nurjanah, salah satu wali santriwati, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Kami ingin anak kami tumbuh dengan dasar agama yang kuat. Lewat THQ, mereka tidak hanya menghafal, tapi juga belajar tanggung jawab, disiplin, dan semangat berjamaah,” katanya.
Melalui kegiatan ini, MAN 22 Jakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam membina generasi Qur’ani — generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan kepribadian Islami yang kuat. THQ bukan hanya tentang hafalan, melainkan tentang membentuk karakter. Dan di Bogor, selama lima hari yang penuh makna, benih-benih itu ditanamkan dengan harapan akan tumbuh menjadi pohon yang kuat, rindang, dan memberi manfaat seluas-luasnya. (ar)