Jakarta (Humas Kankemenag Kota Jakarta Utara) --- Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah lembaga pendidkan Islam non-formal yang bertujuan untuk melengkapi pendidikan keagamaan siswa yang bersekolah di pendidikan umum (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA) yang diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang. Selasa, (27/5/2025).
Madrasah Diniyah Takmiliyah juga merupakan pendidikan Islam yang dikenal sejak lama bersamaan dengan masa penyiaran Islam di Nusantara. Pengajaran dan pendidikan Islam timbul secara alamiah melalui proses akulturasi yang berjalan secara halus, perlahan sesuai kebutuhan masyarakat sekitar.
Bahasan soal MDT ini terurai saat Kakankemenag Kota Jakarta Utara, Mawardi Abdul Gani bersama Kasubbag TU Mursidih meninjau pelaksanaan Ujian Akhir Berstandar Nasional (UABN) di MDT Al-Khairiyah Kecamatan Cilincing Jakarta Utara hari ini.
Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Jakarta Utara, Deden Daenuri yang membersamai monev, menyampaikan perkembangan MDT saat ini kepada tim Humas Kankemenag.
“MDT hari ini adalah lembaga non formal yang siap untuk mewujudkan generasi emas 2045. Hal tersebut terus kami konsolidasikan di tingkat Kecamatan hingga ke tingkat Kota,” buka Deden Daenuri.
Deden menjelaskan, MDT adalah sebuah lembaga tertua di Nusantara yang bertujuan menciptakan generasi penerus bangsa yang menguasai nilai-nilai dasar agama (tafaqquh fiddiin). Dengan penguatan nilai-nilai agama tersebut peserta didik diharapkan mantap melangkah dan tidak salah untuk menentukan masa depannya kelak.
“Mereka boleh menjadi apa saja asalkan menguasai dasar agama yang kuat dan tertanam di hati sejak dini,” imbuh Deden.
Dituturkan Deden, seiring berjalannya waktu, MDT dipandang perlu meningkatkan metode pembelajaran bagi siswa didiknya dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik maupun para pendidiknya tidak lekas jemu dan bosan dalam belajar dan mengajar yang itu-itu saja. Seperti di MDT Al-Khairiyah misalnya, yang sejak beberapa tahun lalu menjadikan safinatunnajah sebagai mata pelajaran yang khas.
“Kita tahu bahwa safinatunnajah adalah merupakan kitab fiqh yang teramat dahsyat yang telah kami diajarkan di MDT saat ini. dan itu tidak pernah ada di MDT manapun selain MDT Jakarta Utara,” ujarnya memastikan.
Dengan bekal ilmu fiqh yang besumber dari kitab safinah yang ditulis oleh Salim bin Sumair al-Hadhrami, seorang ulama asal Yaman yang wafat di Jakarta pada abad ke-13 H ini, Deden optimis siswa MDT bakal menjadi siswa yang berbeda dari siswa-siswa lembaga pendidikan lainnya.
Selaku Ketua FKDT, Deden menaruh harapan agar semua MDT di Jakarta Utara selalu istiqomah dalam menyiarkan ajaran agama titipan para ulama yang diwariskan oleh para nabi ini. Dia juga menginginkan afirmasi dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan agar MDT tetap eksis dan bergelora.
“Kami ingin sampaikan juga kepada masyarakat bahwa pendidikan MDT saat ini adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk mewujudkan generasi Islam impian di masa mendatang,” pungkasnya.