Jakarta (Humas Kankemenag Kota Jakarta Timur) – Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW dan menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciracas, Supandi, dalam Kuliah Tujuh Menit (Kultum) keenam yang digelar di Masjid Baitul Hijrah, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, pada Rabu (12/3/2025).
"Alhamdulillah, Al-Qur’an adalah mukjizat yang diberikan kepada orang yang sangat istimewa, yaitu kita semua, umat Nabi Muhammad SAW. Ini adalah anugerah luar biasa bagi kita sebagai umat Islam," ujar Supandi dalam ceramahnya.
Lebih lanjut, Supandi menjelaskan bahwa anugerah Al-Qur’an telah disebutkan dalam Surat Al-Fatir ayat 32, yang artinya: "Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah karunia yang besar."
Supandi menerangkan bahwa dalam ayat tersebut terdapat tiga golongan manusia dalam menyikapi Al-Qur’an:
Pertama, Golongan yang menzalimi diri sendiri, Golongan ini adalah mereka yang telah diberikan perintah dan ketentuan Allah, tetapi tidak melaksanakannya. Akibatnya, mereka akan mendapatkan konsekuensi dari Allah SWT, "Ibarat seorang ibu memberi uang jajan kepada anaknya untuk membeli makan siang, namun tidak digunakan dengan baik. Akhirnya, sepulang sekolah anak itu kelaparan. Begitu juga dengan orang yang mengabaikan petunjuk Allah, mereka menyia-nyiakan karunia yang diberikan," jelasnya.
Kedua, Golongan pertengahan. Mereka adalah orang-orang yang berusaha menaati Allah tetapi masih terjerumus dalam kemaksiatan. Amal baik dan buruk mereka akan ditimbang oleh Allah, "Contohnya adalah orang yang berpuasa, tetapi tetap melakukan hal yang tidak patut. Banyak yang berpuasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus, karena tidak menjaga perbuatan dan niatnya," tambah Supandi.
Ketiga, Golongan yang senantiasa berbuat kebaikan, golongan ini adalah mereka yang selalu taat kepada Allah, menjalankan ibadah dengan baik, dan menjauhi larangan-Nya. Amal kebaikan mereka lebih dominan dibandingkan keburukannya.
Supandi berharap agar seluruh jemaah Masjid Baitul Hijrah tergolong dalam kelompok yang senantiasa berbuat kebaikan./(Ea)