Jakarta [inmasJP] – Kepala Kankemenag Kota Jakarta Pusat, Drs. H. Wahyudin, M.Pd membuka kegiatan Dialog Agama Multi Profesi, Selasa (03/04). Kegiatan yang dihadiri Pengawas Pendidikan dan Guru PAI ini bertema Peran Guru Dalam Pembelajaran PAI Berwawasan Multikultural.
Kata multi memiliki makna keberagaman sedangkan kata kultural bermakna budaya. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai masyarakat yang terdiri dari berbagai struktur kebudayaan. Kondisi ini dikarenakan terdapat banyak suku bangsa dengan struktur budaya sendiri yang tentunya berbeda dari budaya suku bangsa lain.
“Semua profesi pada Kementerian Agama diajak berdialog mengenai keberagaman,” ujar mantan guru ini. Semua profesi yang ada di lingkungan Kankemenag Kota Jakarta Pusat akan mengikuti kegiatan dialog agama berwawasan multikultural beberapa hari ke depan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Sub Bagian Tata Usaha urusan Inhum dan KUB ini diselenggarakan sebanyak empat kali. Masing-masing kegiatan diikuti 25 orang peserta dari beragam profesi antara lain Guru, Pengawas Pendidikan, Penyuluh Agama, Kepala Madrasah, para JFU dan Pejabat di lingkungan Kankemenag Kota Jakarta Pusat.
“Dalam diri peserta didik ada potensi dasar berupa ro’yu, qolbu dan nafsu,” jelasnya. Potensi dasar ro’yu (akal pikiran) dikembangkan dengan nilai-nilai intelektual, qolbu (hati) dikembangkan dengan nilai-nilai spiritual sementara nafsu dikendalikan dengan ro’yu dan qolbu. Pengendalian nafsu itu diharapkan dapat menimbulkan kecerdasan sosial kala menjumpai keberagaman di masyarakat.
Selain itu, diharapkan para pendidik dapat menegakkan komitmen agama, komitmen kebhinekaan, komitmen kebangsaan, dan komitmen ke-Indonesia-an di tempat tugas masing-masing. “Dalam rangka membangun kebersamaan perlu keempat komitmen ini ditegakkan dengan berlandaskan nasionalisme,” tandasnya. /j15