Jakarta (Humas Kemenag DKI) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Adib, memberikan ceramah siraman rohani menjelang sholat tarawih di Masjid Istiqlal pada Minggu malam (23/03). Ceramah tersebut mengangkat tema Fungsi Zakat: Tafsir QS. At-Taubah 103, yang bertujuan mengingatkan umat Islam akan pentingnya zakat sebagai pilar dalam ibadah dan kehidupan sosial.
Acara yang berlangsung menjelang sholat tarawih ini dihadiri oleh ribuan jamaah yang juga melaksanakan i'tikaf, buka puasa, dan sholat berjemaah. Dalam ceramahnya, Adib mengajak seluruh jamaah untuk memanjatkan syukur kepada Allah SWT atas kesempatan bertemu dengan bulan suci Ramadan 1446 Hijriah.
Adib mengawali ceramah dengan mengutip Surah At-Taubah ayat 103 yang berbunyi, "Ambillah dari harta mereka sebagai sebuah sedekah atau zakat yang akan membersihkan mereka." Zakat, menurutnya, adalah bagian dari rukun Islam yang tak bisa dipisahkan dari ibadah lainnya, seperti sholat. Zakat, yang terdiri dari zakat fitrah dan zakat mal, memiliki fungsi penting dalam membersihkan harta benda yang dimiliki oleh umat Muslim.
"Zakat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat nisab, baik itu zakat fitrah pada bulan Ramadan atau zakat mal untuk harta yang sudah mencapai batas tertentu," ujar Adib.
Sambungnya Adib menjelaskan bahwa zakat tidak hanya berfungsi untuk menyucikan harta, tetapi juga jiwa. Dengan mengeluarkan zakat, seseorang telah membersihkan hartanya dari hak orang lain yang harus diberikan kepada mereka yang berhak, yaitu delapan asnaf yang telah disebutkan dalam Al-Quran.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa zakat juga berfungsi untuk membersihkan hati dari kecintaan berlebihan terhadap dunia (hubud dunia) yang dapat menjadi pangkal dari segala kejahatan dan dosa. "Zakat mendidik kita untuk tidak terjerat dalam kecintaan terhadap dunia, yang dapat membawa kita ke dalam perbuatan-perbuatan yang tidak baik," ujar Adib, mengutip pendapat Imam Al-Ghazali yang menyatakan bahwa kecintaan berlebihan pada dunia adalah akar dari segala kejahatan.
Adib menambahkan bahwa zakat mengajarkan pentingnya kepekaan sosial. Sebagai seorang Muslim, kata Adib, tidak hanya ibadah yang bersifat vertikal kepada Allah yang harus dijaga, tetapi juga hubungan sosial dengan sesama harus diperhatikan.
"Puasa Ramadan kita tidak hanya untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengajarkan kita pentingnya peduli terhadap sesama, khususnya mereka yang membutuhkan. Dengan zakat, kita dapat menunjukkan kepedulian sosial dan membangun solidaritas antar umat," imbuhnya.
Di akhir ceramahnya, Adib mengingatkan jamaah untuk selalu menjaga niat dalam menjalani hidup di dunia. Dunia, kata Adib, harus dipandang sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, bukan sebagai tujuan utama.
"Jangan biarkan dunia masuk ke dalam hati kita, karena jika dunia sudah ada di hati, kita akan kehilangan arah dan tujuan hidup," tegasnya.