Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Direktur Pendidikan Diniyah & Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Basnang Said membuka Halaqoh Nasional Pimpinan Pondok Pesantren bertemakan 'Penguatan Pesantren Ramah Anak Di Era Digital' yang diinisiasi oleh Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan dan Kemitraan Pesantren Indonesia (PKPI) di Jakarta pada Senin, (30/12/2024).
Pada kegiatan yang bertujuan mempererat silaturahim antar pimpinan Pesantren dengan berupaya merumuskan perbaikan pendidikan Pesantren dan para santri di era digital, Basnang menyebut bahwa lembaga pendidikan Islam di Indonesia adalah yang terbesar. "Indonesia bukanlah negara Islam tapi pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan Islam terbesar di dunia," buka Basnang dalam sambutannya.
Basnang membeberkan fakta, jumlah Pesantren yang terdata di emis tahun 2024 adalah 42 ribu Pesantren. Itupun belum termasuk Madrasah Diniyah, TPQ/TPA, Rumah Tahfidz dan sejumlah madrasah negeri hingga total keseluruhan lembaga pendidikan islam di Indonesia mencapai 350 ribu lembaga dengan jumlah santri menembus angka 4,8 juta jiwa.
Basnang menambahkan, sejatinya mendirikan Pesantren bukanlah tugas para ulama melainkan tugas negara yang dibantu oleh masyarakat. Artinya, jika sebuah lembaga itu sedang dibangun oleh masyarakat, maka Basnang mengatakan negara harus ada membantu kebutuhan Pesantren. "Terimakasih kepada para ulama dan masyarakat swasta yang mempunyai kontribusi besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Basnang.
Menyinggung soal keberpihakan negara terhadap Pesantren yang tertuang dalam Peraturan Presiden no. 82 Tahun 2019, yang mengatur pengelolaan dan pengembangan Pesantren di Indonesia, Basnang menyebut belum berjalan sesuai harapan. Bahkan disebut dia, problem yang dihadapi saat ini adalah bahwa banyak kepala daerah yang telah mengesahkan perda terkait Pesantren tapi tidak kunjung ada anggarannya.
Namun Basnang bersyukur, Pesantren masih memiliki anggaran yaitu dana abadi Pesantren yang mampu membiayai ribuan siswa untuk kuliah di prodi-prodi yang bervariasi. Bahkan, di tahun 2024, dana abadi tersebut telah memberangkatkan para pimpinan Pesantren muda ke berbagai belahan dunia menambah guna menambah khazanah pengetahuannya.
"Hanya memang belum menyasar secara keseluruhan mengingat banyaknya jumlah Pesantren di Indonesia," kata Basnang.
Sementara itu, Kakankemenag Kota Jakarta Utara, Mawardi Abdul Gani berharap, keberpihakan negara terhadap Pesantren khususnya di DKI Jakarta betul-betul dirasakan oleh semua lembaga untuk meningkatkan gairah dan semangat terhadap pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan agama Islam.